Erisna Dwi Lestari / Xmia2 / 09
Seratus Ungkapan Semanis Madu
Bulan mulai menggantikan tugas matahari, suara gemuruh
kendaraan mulai rame didengar, klakson mobil mulai bersautan menambah keramean
dimalam ini. Suasana jalanan ibu kota Jakarta pada jam–jam tertentu selalu
seperti ini. Rasa bosan akan membayangi kita disaat kita terjebak kemacetan
yang cukup panjang itu yang menyebabkan warung di pinggir jalan ini rame dikunjungi
pengendara yang ini bersantai sejenak.” Buk kopi satu gelas “ minta lelaki tersebut
“ iya mas tunggu sebentar ya.“ lelaki itu duduk di bangku panjang yang
disediakan. “bagaimana bro setoran hari ini banyak gak ?” tanyak lelaki yang
berpostur gemuk ini. “ Penumpang hari ini sepi.” Ucapnya. “loh… truss kita gak
jadi ngajak pacar kita ke malam cinta dong.” Ucap Jono. “ Boro – boro kemalam
cinta bro uang yang dikasih ke ibu aja gak ada.” Ucapnya sambil mengusap
keringat.” “Gue juga bingung bro lama - lama penumpang kok gak ada ya ?.” Ucap
Jono. “Mungkin mereka sudah lelah naik angkotan umum.” “ Iya gimana gak lelah bro,
angkotan umum kita sudah tidak layak pakai juga, banyaknya mobil dan sepeda murah
itu menambah orang lebih memilih uang yang biasanya dipakai buat naik angkotan
umum di pakai untuk mengansur mobil dan sepeda motor.” ucap Jono “Iya, aku gak
tahu nasib kita tahun depan gimana ya?” “Pemerintah rasanya gak memperdulikan
rakyat kecil.” “ Iya kita jadi korban SUSM rupanya.” Ucap Jono “SUSM apaan
bro?” “Seratus Ucapan Semanis Madu dari pemerintah hahaha.” Ucap jono.”hahaha tapi jon,
beberapa janji sudah terlaksana contohnya aja Kartu Jakarta Sehat.” “iya sih
tapi pelayanannya kurang memuaskan dan penyebarannya belum merata.” ucap jono.
Keheningan terjadi sejenak “sudah lah kita rakyat kecil mau gimana lagi mau
berbutan apa – apa juga tidak bisa, Pemerintah itu mikiran kita tapi karena
banyaknya masalah yang perlu diselesaikan sehingga semuanya belum terlaksana
dengan baik. Sudahlah berdoa saja semoga di pemerintahan yang baru ini bisa
lebih baik.”ucap lelaki yang tiba - tiba ikut mengobrol dan duduk di sebelah
jono. Jono dan brudin pun tercengang melihat pria yang duduk di sebelah Jono
dan tiba – tiba ikut berbicara dengan mereka. Dengan cepat mereka pun berdiri
dan langsung memeluk pria tersebut dan menangis – nangis meminta maaf “Pak maaf
kan kita pak.” Ucap brudin dengan memeluk pria yang ada di depannya. “Sudah –
sudah jangan begini.” Ucap pria itu. “Pak jangan penjarakan kami pak.” Ucap jono
dengan suara pelan dan memohon. “Hahahah.,.,.,kalian salah saya itu bukan orang pemerintahan tapi saya
itu artis yang main di kampung kw memang muka saya mirip.” Jono dan brudin pun
saling betatapan dan tertawa serempak.








0 Response to "Erisna Dwi Lestari / Xmia2 / 09"
Post a Comment