Diana Dewi / X MIA 2 / 7
Ayam Goreng Gurih
Pada suatu malam, di negara x (yang
pasti bukan negara Indonesia) , ada seorang pria (sebut saja robi) sedang
berjalan – jalan menaiki sepeda motor mengelilingi kota (sebut saja kota j).
Dia hampir 2 jam mengelilingi kota tersebut hanya untuk membeli ayam krispy
seperti di restoran ternama (sebut saja restoran k). Dia ingin membelikan ayam goreng
untuknya dan untuk adiknya. Dia tidak mau membeli di restoran karena harga
ayamnya belum termasuk pajak. Lalu dia
menemukan penjual ayam goreng krispy di pinggir jalan (sebut saja penjual ayam
a). Dia menghentikan mesin kendaraannya tepat di pinggir jalan tersebut.
Setelah dia turun dari kendaraannya, dia menghampiri si penjual ayam itu.
“Pak, saya beli ayamnya 3 potong,”
ujar Robi. “Masnya mau yang sayap, paha, atau dada?” tanya si penjual ayam.
“Saya mau yang paha pak,” jawab Robi. Setelah si penjual selesai membungkus
ayamnya, Robi pun bertanya pada si penjual ayam a, “Berapa harganya pak?” Lalu
si penjual ayam a menjawab, “Harganya hanya 9.000 mas.” Lalu Robi terbelalak
keheranan, padahal dia beli di restoran k, 1 ayam saja harganya 10.000
belum termasuk pajak. Tetapi kalau di jalanan, harganya murah sekali.
“Wah.. murah ya pak, besok saya kesini lagi kalau harganya semurah ini. Apa
rahasaianya sih pak, kok bisa membuat ayam goreng krispy murah seperti ini?”
tanya Robi. Lalu si penjual ayam a pun menjawabnya, “Saya menggoreng ayam
dengan tepung, garam, dan serbuk putih yang membuat ayam ini jadi lebih gurih
daripada di restoran. Ayam ini bahkan bisa bertahan sampai 3 hari berturut –
turut loh mas,” dengan polosnya dan tanpa bertanya Robi berkata, “Oh.. begitu
ya pak. Besok pagi saya kesini lagi ya pak.” Lalu Robi meninggalkan si penjual
ayam dan pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Robi
melihat adiknya sudah terlelap tidur. Karena perutnya juga sudah kenyang, dia
pun teringat pada kata si penjual ayam yang katanya ayam gorengnya bisa
bertahan sampai 3 hari berturut – turut itu. Setelah itu, dia memasukkan ayam
gorengnya kedalam kulkas untuk dimakannya dipagi hari. Keesokan harinya, pada
pukul 07.30, saat dia selesai menggoreng ayamnya, dia pun berfikir, “Wah… lebih
enaknya ngajak temen – temen kesini makan ayam goreng.” Lalu dia meninggalkan
rumah dan berangkat ke penjual ayam itu lagi. Ternyata, disana si penjual ayam
goreng itu tidak berjualan. Lalu dia mencari lagi penjual ayam goreng yang ada
dijalanan. Saat dia menemukan penjual ayam goreng (sebut saja penjual ayam b),
dia pun memesan 5 potong paha ayam. Setelah selesai, si penjual ayam yang satu
ini pun berkata, “Harganya 25.000 mas.” Lalu Robi terbelalak keheranan. Dia pun
bertanya, “Pak, harganya kok 25.000? Bukannya 15.000 ya pak seperti yang jualan
disana itu yah? (sambil menunjuk ke arah kiri).” dengan tegas si penjual ayam b
menjawab, “Harganya memang 5.000 per potong mas.” Lalu Robi pun pulang ke rumah.
Setelah sampai dirumah, ia hendak
menelpon teman – temannya sambil menonton tv. Tiba – tiba dia melihat berita di
tv, “Seorang pedagang ini telah ditangkap oleh pihak kepolisian karena kasus
kecurangan dalam pembuatan ayam goreng.” Lalu dia melihat wajah si penjual ayam
a telah ditangkap oleh polisi. Tiba – tiba dia syok dan tanpa sengaja menjatuhkan
telepon yang dia pegang. Dia lalu berteriak kesal, “Kampreeeeeet… orang itu
menjengkelkan. Untung saja aku gak jadi mati karena ayam beracun itu. Kalau
ketemu, sudah habis kuhajar itu orang.” Setelah pikiran dia tenang, dia pun
membuang ayam beracun itu dan berkata, “Pantesan harga ayam yang disana 25.000.”
Kemudian telepon Robi berbunyi
tanda telepon, “Kring kring….” Dia pun mengangkat teleponnya dan melihat bahwa
itu dari temannnya. “Hallo bro, kenapa tadi nelpon? Apa ada acara makan – makan
seperti biasanya?” Lalu Robi menjawab, “Tidak ada apa – apa kok bro.” Lalu
temannya berkata lagi, “Ah, alesan nih. Pasti ada acara makan – makan.” dengan beralasan
Robi menjawab, “Cuma kepencet bro, ya sudah bro, sampai jumpa.” dan Robi mematikan teleponnya. “Hah… gak jadi
makan – makan kan jadinya, gara – gara orang kampret itu. Berarti ayam yang
tadinya 25.000 itu ayam tidak beracun donk. Wah, gua ketipu sama ayam goreng
murah. kok bisa yah, gua sepolos itu? Sial banget gua,” kata Robi dengan kesal. Lalu ia pun memakan ayam itu
bersama keluarganya dan melanjutkan aktivitas biasanya.
SELESAI
Nama : Diana Dewi Pratiwi
Kelas : X MIA 2
No. Absen : 07








0 Response to "Diana Dewi / X MIA 2 / 7"
Post a Comment