Miranda Eristiana / X Mia 2 / 24

Nama: Miranda Eristiana
XMIA 2/24
Selamatkan Sumber Daya Alam Indonesia
Pada liburan semester dua Rena dan Febri berkunjung di pedesaan Kalimantan untuk liburan. Disaat mereka jalan-jalan di suatu desa mereka berdua terhenti sejenak melihat seorang nenek yang membawa beban berat yang dipikul di punggungnya. Rena pun berusaha membantu nenek tersebut yang sudah terlihat sangat lelah.
Rena :“biar saya bantu nek”.
Nenek : “ tidak usah nak biar nenek saja, nenek masih kuat kok”.
Febri :“ Ren ayo kita lanjutkan perjalanan ngapain sih kita pakai berhenti segala disini kan  panas bingit terus banyak debu lagi entar muka gue itu jadi hitam terus biaya perawatan gue itu mahal tau” Rena : Apaan sih Feb.Lo tu ya bawel banget sih lo gak lihat nenek ini sudah tua dan terlihat lelah apalagi barang yang dipikul nenek ini berat banget. Sudah seharusnya kita sebagai anak muda yang masih sehat dan kuat saling menolong terhadap sesama. Lo kira cuman lo doang yang merasa panas gue juga panas tapi gue nggak banyak ngeluh kayak lo! (dengan ekspresi kesal)
Febri : Tapi Ren…..
Rena : Udah deh ya Feb daripada lo ngelu mulu mending lo bantuin neneknya.
Febri : Yaudah deh Ren (dengan ekspresi kesal).
Rena : Mari nek biar saya yang bawa  barang bawaannya nenek.
Nenek : Terimakasih nak semoga Tuhan membalas perbuatan baik kalian berdua. Rena dan
Febri         : Amiiin
Rena : oh iya nek kalau boleh tauini batu apaan ya nek?
Nenek : Itu bahan mentah untuk diolah menjadi batu intan permata nak.
Febri : Ha? Batu permata? WOW Tapi nenek kan sudah tua kenapa masih saja melakukan pekerjaan berat seperti ini? Dan pekerjaan ini harusnya dilakukan oleh seorang pria.
Nenek : Bagi warga desa ini hanya ini pekerjaan yang mampu membuat kita bertahan hidup meskipun berat ya harus kita jalani, tak peduli ini pekerjaan seorang lelaki yang penting kita bisa mendapatkan uang untuk makan.
Tak terasa Rena,Febri, dan Nenek sudah sampai di tempat Pengkulak. Rena pun senang karena dia tak harus menahan beban dari batu yang berat itu. Nenek menyuruh Rena memberikan bawaannya kepada sang pengkulak agar ditimbang. Rena : Ini bang batunya. Berapa bang totalnya?
Pengkulak : Semuanya 10kg, perkilo nya RP 3000,00 jadi totalnya RP 30.000,00.
Febri : Ha?! Rp 30.000 bang apa gak salah itu batu bahan baku untuk pembuatan  batu Intan permata bang masak cuman dihargai Rp 30.000? (dengan espresi terkejut)
Pengkulak : Ya memang segini neng harganya kalau gak mau yasudah.
Nenek : Sudah nak tidak apa-apa, memang harga nya segitu. Nenek dapat uang segini saja sudah alhumdulillah akhirnya hari ini nenek dan cucu nenek bisa makan.
Febri : Tapi nek ini gak sebanding dengan susah dan beratnya batu tersebut. Dan batu ini adaalh bahan baku pembuatan batu permata nek. Dan harga batu permata jika dijual di pasaran harganya bisa selangit masak mentahnya cuman dihargain Rp 30.000?
Rena : Iya bang masak Cuman Rp 30.000 gak boleh dilebihin lagi.
Pengkulak : Ndak bisa neng kalau harganya terlalu tinggi kita yang tidak dapat untung untuk dijual kepada perusahaan-perusahaan  pertambangan  besar di kota.
Febri : Dan yang punya perusahaan-perusahaan itu orang luar negri bukan warga Indonesia sendiri?
Rena : Jelas lah Feb Perusahaan pertambangan di Kalimantan kebanyakan di kuasai oleh orang luar negri dan orang Chinese dan warga lokal hanya sebagai pegawai dan penambang yang membantu perusahaan mereka tetap Berjaya.
Febri : Kalau begitu gak adil dong harusnya pemerintah membatasi perusahaan luar negri mendapat ijin untuk membangun perusahaan pertambangan di luar jawa. Apalagi ini kan hasil dari SDA Indonesia masak yang mendapat untung warga Asing. (dengan ekspresi kesal).
Rena : ya itulah hukum di negeri kita Feb. pemerintah hanya memikirkan keuntungannya saja tetapi tidak memikirkan dampak negative dari hal tersebut. Sebenarnya pemerintahan Indonesia itu dijajah secara perlahan oleh warga asing dengan cara mengambil SDA kita.
Febri : Betul Ren sumber hukum Negara kita memang masih banyak kekurangan yang harus segera dibenahi jika tidak bagaimana Indonesia kelak nanti? Terutama para anggota DPR kita seharusnya mereka lebih mengutamakan tugasnya terlebih dahulu bukannya malah mengutamakan dirinya sendiri dengan memakan uang rakyat. DPR jaman sekarang itu bukanlah Dewan Perwakilan Rakyat lagi tapi Dewan Pemerasan Rakyat.
Rena : Ha? Dewan Pemerasan Rakyat, bagaimana bisa?.
Febri : Iyalah gimana gak Pemerasan kita sebagai warga Indonesia mempunyai kewajiban disuruh bayar pajak tapi pada hasilnya pajak yang kita bayar bukan untuk kepentingan rakyat tapi untuk kepentingan pribadi mereka sedangkan sisanya baru untuk kepentingan Negara dan rakyat. Lalu jika perusahaan asing membangun perusahaan besar di Indonesia pastinya meminta ijin kepada lembaga Negara yang bertugas memberikan izin pembangunan dan pastinya lembaga tersebut mengajukan proposal pemberian izin kepada DPRD wilayah tersebut kan. Dan perusahaan tersebut pasti membayar uang yang cukup besar kepada mereka. Pada akhirnya Indonesia banyak dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing yang mengambil keuntungan dari SDA Negara kita sedangkan masyarakat lokal hanya hidup miskin dan itu berbanding terbalik dengan para anggota DPR dan pengusaha-pengusaha asing tersebut yang hidupnya bergelimang harta.
Rena :  Tumben bijak banget lo Feb tapi gak semua DPR kan yang seperti itu masih banyak kan DPR yang benar-benar menjalankan tugasnya. Udah deh Feb kita kok malah asyik ngomong sendiri.
Febri : iya iya yaudah bang mana uangnya?
Pengkulak : Ini neng uangnya makasih ya.
Febri : ini nek uangnya dan ini mumpung saya ada rejeki sedikit ini nenek ambil saja (sambil memberikan amplop kepada neneknya).
Nenek : Terimakasih  nak atas bantuannya tapi sebaiknya uang ini disimpan nak Febri saja.
Rena : Sudahlah nek tidak apa-apa kita memberinya ikhlas kok nek tidak baik bukan jika menolak rejeki.
Nenek : Baiklah nak terimakasih banyak nak sudah mau membantu nenek dan keluarga nenek
Febri dan Rena : Iya nek sama-sama
Setelah selesai akhirnya mereka berdua berpamitan kepada sang nenek dan lekas kembali ke hotel karena hari semakin sore dan mereka harus cepat kembali ke hotel sebelum malam hari. Dan liburan kali ini adalah liburan yang paling menarik bagi mereka berdua.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

GANI NUR FADLI / X- MIA 2 / 11



Anekdot Pemilu
Dua mahasiswa sedang duduk santai di sebuah taman. Mereka membicarkan tentang pemilu yang akan segera mereka laksanakan.
....................................
Guy    : Uhh.. Pemilu kah? Aku bingung, kandidat siapa yang akan aku pilih?
Jon     : Bingung??? Kenapa bingung? Aku malah bahagia.
Guy    : Bahagia kenapa, Jon?
Jon     : Pemilu kan sebuah berkah..
Guy    : Berkah??? Kenapa berkah?
Jon     : Sebelumnya, kau tau tak kata “pemilu”?
Guy    : Pemilu kan Pemilihan Umum
Jon   : Itu menurutmu. Kalau menurutku, setiap huruf pada kata “PEMILU” memiliki makna   tersendiri, yang pertama huruf ‘P’ artinya Para kandidat presiden berlomba- lomba berjuang untuk menjadi presiden. Selanjutunya ‘E’ Eee.. para kandidat kesana- kesini berjuang agar masyarakat memilihnya.
Guy    : ‘M’ (Guy menyambung perkataan Jon)
Jon    : Asyik, bagus jon. ‘M’ Masyarakat menginginkan pemimpin yang adil, jujur, dan dapat mensejahterakan rakyat.
Guy    : ‘I’
Jon      : Inilah politik, pemerintah dan masyarakat berpastisipasi untuk mencapai tujuan bersama
Guy     : ‘L’
Jon      : Langkah demi langkah para kandidat tempuh untuk menarik simpati masyarakat.
Guy     : Dan ‘U’
Jon      : Untuk itu, kita harus bersiap tangan untuk mendapatkan berkah dari money politik.
Guy     : (Guy tertawa dengan jawaban Jon yang terakhir). Hahahaa.... Bisa saja kau. Bukannya tak baik tapi terbaik kau, jon
Jon      : Itulah kenapa aku bahagia.
Setelah Guy selesai tertawa, Jon mulai mengganti topik pembicaraan dengan yang lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Jihan Lutfiah / X MIA 2 / 17



UN
                Di sebuah Sekolah Menengah Atas akan diadakan UN secara serentak diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu guru yang mengajar mata pelajaran UN menanyakan pada muridnya tentang persiapan mereka dalam menghadapi UN.
Guru : “Anak - anak, apakah kalian sudah siap menghadapi UN yang datangnya tinggal menghitung
             hari?”
Murid A : “Sudah siap dong Bu, kan kita hanya perlu mempersiapkan alas, pensil, rautan, dan
                  penghapus,”
Murid B : “Betul sekali itu, Bu. Kan UN artinya Ujian Nyontek,”
                Mendengar jawaban dari dua murid tersebut suasana kelas menjadi ramai penuh dengan gelak tawa.

Nama          : Jihan Lutfiah
Kelas           : X MIA 2
No. Absen : 17

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BIKIN UNDANG-UNDANG


Mawar datang bertandang pada sepupunya yang bernama Rafly, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Mawar diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Rafly yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Rafly melaju terus, maka itu Mawar menegor sepupunya itu.
Mawar : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Rafly : Halah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Mawar : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Rafly : (Meminggirkan mobilnya)
Mawar : Mengapa meminggir?!
Rafly : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Mawar : Mengapa harus meminggir?!
Rafly : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Mawar seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Mawar : Oh…!!!
                                                                                                        M Naufal A/X-MIA 2/26

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

PNS ( Perubah Nasib Sogokan)



Nama              : Giantri Ayu Saputri
Kelas               : X-MIA-2
Nomer             : 12
PNS (Perubah Nasib Sogokan)

             Suatu hari di sebuah pasar yang ramai , seorang pedagang sayur sedang melayani pembelinya .
           
            Pembeli            : “Bang cabai merah sekilo berapa ?”
            Pedagang          :”Mau yang mana neng?”
            Pembeli            :”sejak kapan cabai merah ada jenisnya bang?”
            Pedagang          :”sejak pom langka BBM neng , mau yang Rp.30.000 apa yang Rp.40.000?”
            Pembeli                        :”oh sejak itu toh , emang apa bedanya bang ?”
            Pedagang          :”kalau yang Rp.30.000 itu seperti ini (sambil menunjuk cabai yang kurang segar)
                                     , kalau yang Rp.40.000 itu seperti ini (sambil menunjuk cabai yang segar sekali)”
            Pembeli            :”yang Rp.40.000 aja deh bang , biar masakan saya juga segar”
            Pedagang          :”iya neng , bener banget . Kalau bahannya baik pasti hasilnya juga baik”
            Pembeli            :”iya bang , wah yang dijual aja nasibnya udah beda , masak yang jual nasibnya                                          tetap sama “
            Pedagang          :”gimana nasib mau berubah neng kalau yang seharusnya ngrubah nasib aja                                                masih belum berubah”
            Pembeli                        :”ya iyalah bang kan mereka PNS”
            Pedagang          :”PNS ??”
            Pembeli                        :”Perubah Nasib Sogokan , maksud saya”
Pedagang pun tertawa mendengar ucapan sang pembeli . akhirnya pembeli membeli cabai yang harganya Rp.40.000 agar masakannya pedas menyegarkan bukan pedas menyengsarakan .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS